Negara-negara Terbaik untuk Berbisnis

Negara-negara Terbaik untuk Berbisnis – Forbes mengeluarkan suatu daftar negara terbaik untuk berbisnis. Gross Domestic Product (GDP) menjadi alat ukur untuk sebuah negara dalam mengembangkan bisnis.

Negara-negara yang mempunyai iklim bisnis terbaik dan paling ramah untuk investasi modal, didominasi negara Eropa. Negara Inggris berada di peringkat teratas berturut-turut untuk tahun kedua, meskipun ada ketidakpastian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (brexit). https://west-sands-resort.com/

Negara-negara Terbaik untuk Berbisnis

Ada 15 faktor untuk menjadi negara dengan iklim terbaik untuk berbisnis, seperti hak properti, inovasi, pajak, teknologi, korupsi, kebebasan (pribadi, perdagangan dan moneter), birokrasi dan perlindungan investor. Faktor yang lainnya termasuk adalah tenaga kerja, infrastruktur, ukuran pasar, kualitas hidup dan risiko. Setiap kategori memiliki bobot yang sama.

Data didasarkan pada laporan yang diterbitkan dari Freedom House, Heritage Foundation, Aliansi Hak Properti, PBB, Transparansi Internasional, Kelompok Bank Dunia, Marsh & McLennan dan Forum Ekonomi.

Berikut ini negara-negara terbaik untuk melakukan bisnis pada 2019 yang dilansir Forbes

1. Inggris

Memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD2,6 triliun. Dengan peringkat beban pajak di urutan 23, peringkat inovasi di urutan 17, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan 3.

Negara-negara Terbaik untuk Berbisnis

Namun dari dasar iklim bisnisnya tetap menarik, memimpin Inggris ke posisi teratas, yang mengukur negara-negara yang paling ramah terhadap investasi modal. Ini merupakan tahun kedua bagi Inggris berturut-turut memimpin.

2. Swedia

Memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD536 miliar. Dengan peringkat Beban Pajak di urutan 27, Peringkat inovasi di urutan 5, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan 22.

Swedia pun mengalami kenaikan dua peringkat dan berhasil menduduki peringkat kedua tahun ini. Kondisi berbisnis dari ekonomi yang berorientasi ekspor menerima nilai tinggi untuk inovasi, hak properti, risiko dan korupsi yang rendah. Stockholm adalah salah satu pusat startup teknologi terkemuka di Eropa. Rasio utang nasional terhadap PDB di negara Skandinavia telah menurun dari 80% pada 1995 menjadi 41% tahun lalu.

3. Hong Kong

Memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD341 Miliar. Diikuti dengan peringkat beban pajak di urutan ke 1, peringkat inovasi di urutan 26, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 53.

4. Belanda

Negara Belanda sendiri memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD832 Miliar. Disusul dengan peringkat Beban pajak di urutan ke 21, peringkat inovasi di urutan 9, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 14.

5. Selandia Baru

Sementara menurut data Forbes, Selandia Baru memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD201 Miliar. Disusul dengan peringkat Beban pajak di urutan ke 10, peringkat inovasi di urutan 27, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 40.

6. Kanada

Untuk negara Kanada sendiri memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD1,7 triliun. Disusul dengan peringkat Beban pajak di urutan ke 19, peringkat inovasi di urutan 13, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 8.

7. Denmark

Negara-negara Terbaik untuk Berbisnis

Denmark pun mempunyai Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD326 Miliar. Disusul dengan peringkat Beban pajak di urutan ke 9, peringkat inovasi di urutan 12, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 22.

8. Singapura

Negara Singapura, memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD324 Miliar. Disusul dengan peringkat Beban pajak di urutan ke 8, peringkat inovasi di urutan 13, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 42.

9. Australia

Sedangkan negara Australia memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD1,4 Triliun. Disusul dengan peringkat Beban pajak di urutan ke 26, peringkat inovasi di urutan 18, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 9.

10. Swiss

Untuk urutan yang terakhir yaitu negara Swiss memiliki Gross Domestic Product (GDP) sebesar USD679 Miliar. Disusul dengan peringkat Beban pajak di urutan ke 20, peringkat inovasi di urutan 3, dan sedangkan peringkat tenaga kerja di urutan ke 23.

Lalu berapa posisi Indonesia? Dalam daftar ini, Indonesia di peringkat 60. Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi 5,1%.

11. Jepang

Jepang sejak lama merupakan sebuah paradoks dalam dunia bisnis, di mana sebuah budaya tradisional yang menghindari risiko juga melahirkan inovasi yang mengubah dunia. “Teknologi lama semacam faks di mana-mana, namun juga dikelilingi robot-robot dan sejumlah ggasan dan gawai yang terkeran dan paling muktahir,” jelas Joanna Crisp, general manager pada perusahaan travel PEAK DMC Japan, Intrepid Group, yang berasal dari Australia dan saat ini berbasis di Kyoto.

Banyak dari para pegusaha di Jepang, negara yang juga berada di ambang perubahan budaya yang besar. Sementara berbagai orang pernah suatu masa memilih bergabung dengan sebuah perusahaan multinasional dengan janji pekerjaan seumur hidup, saat ini para anak muda memilih ke perusahaan yang lebih kecil, lebih wirausaha. “Beberapa halangan yang ada di masa lalu telah disingkirkan,” kata Crips. “Terdapat lebih banyak perintis, lebih banyak dana untuk perusahaan baru dan jaringan yang lebih baik di antara orang-orang yang bekerja di perusahaan rintisan.”

12. Amerika Serikat

Mimpi Amerika – di mana setiap orang dapat menjadi apapun yang mereka inginkan jika mereka memikirkannya – masih melekat bagi banyak penduduk di AS, terutama mereka yang ingin memulai sebuah bisnis.

“Kami ini berusaha untuk apa yang kita menghendaki dan menuntut kehidupan yang lebih banyak berasal dari mereka yang berusaha untuk menghambat kemajuan,” Jason Patel, penduduk Washington DC dan pendiri perusahaan persiapan kuliah Transizion. “Sifat seperti pemberontak terdapat didalam DNA: Revolusi Amerika, bangkir berasal dari Depresi Besar, memenangkan Space Race dan memproses banyak inovasi yang luar biasa. Kami adalah orang-orang yang menjunjung mereka yang mempertaruhkan mata pencaharian mereka untuk mewujudkan impian mereka.”

Tak seperti di banyak budaya lain, kegagalan tidak disukai di sini, tetapi dipandang sebagai pengalaman belajar. “Pengusaha dipaksa untuk mengambil risiko dan menguji status quo,” kata Wen-Wen Lam, CEO dan salah satu pendiri platform travel manajemen yang berkantor pusat di San Francisco NexTravel. Suatu budaya kewirausahaan juga berarti banyak mentor yang senang membantu pemilik bisnis pemula.

Selain dari pada itu banyak perusahaan rintisan teknologi yang sukses baru-baru ini berkanor pusat di Silicon Valley California, New York City dan kota besr pelabuhan AS lainnya memiliki andil yang adil terhadap perusahaan rintisan. Sebab AS merupakan sebuah budaya yang cukup seragam dan pasar yang besar, skala nasional sangat mudah di sini, kata Lam.

Mempekerjakan berbagai orang sulit dalam pasar kompetitif di Silicon Valley, di mana saat ini perusahaan raksasa teknologi yang massif berkompetisi untuk mendapatkan orang berbakat yang terbaik dengan gaji dan fasilitas yang tinggi. “Bagi perusahaan rintisan yang lebih kecil, Anda mesti menjual gagasan untuk mendapatkan dampak yang lebih besar dan kemampuan untuk mempengaruhi perubahan,” tambah Lam.

Keyakinan untuk mempunyai suara mempengaruhi kehidupan sehari-hari di AS, di mana satu orang, satu suara, masih berdampak pada budaya. “Tak ada yang lebih suci dibandingkan premis dalam demokrasi,” jelas Patel.

“Warga-warga yang terlibat sanggup menyesuaikan rekan-rekannya untuk menentukan dan melakukan perubahan, dan perbaikan didalam komunitas mereka merupakan tulang punggung untuk mendapatkan ekspektasi yang tinggi untuk negara kami. “Kepercayaan ini pula beri tambahan perspektif keberagaman dan pandangan untuk diterima secara luas.

Sistem taman nasional di sini juga merupakan salah satu yang terbaik di dunia, dan penduduk dapat memanfaatkan secara penuh untuk melihatnya di mana pun mereka tinggal. “Cuma dalam negara Amerika Anda dapat pergi dari gurun Death Valley ke gunung Yosemite ke ngarai Zion ke danau Yellowstone,” kata Patel. “Saya hanya beruntung untuk dapat mengunjungi semuanya. Itu adalah keindahan alam yang menarik, melihat apa yang ada sebelum manusia dan apa yang bertahan setelah waktu kita di planet ini berakhir.”